Di stasiun Train à Grande Vitesse atau Kereta Api Cepat di Kota Paris, ada dua orang sahabat -keduanya mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Perancis - . Salah seorang sudah mau naik kereta TGV yang akan segera berangkat.
"Mau kemana kamu?""Ke Belanda !"
"Ngapain ?"
"Kencing, setelah itu Pulang!"
"What ? Ngapain jauh-jauh ke Belanda hanya untuk kencing?"
"Karea Belanda kurang ajar ! Mereka menjajah kita 350 tahun, tapi kita tetep dibiarkan bodoh serta Negara juga belum maju. Tahu tidak? Saat penyerahan kemerdekaan, kita Bangsa Indonesia harus membayar semua aset yang ditinggalkan Belanda di Indonesia !!"
Sang mahasiswa cukup geram dengan sejarah penjajahan Belanda di Indonesia yang berlangsung cukup lama. Ada perbedaan bangsa-bangsa di dunia dalam melakukan penjajahan. Inggris dalam menjajah memberikan pendidikan yang baik kepada bangsa-bangsa jajahannya. Lihatlah sekarang negeri negeri jajahan Inggris : Malaysia, Singapura, Bruney Darussalam, Canada dan masih banyak lagi. Mereka, meski dijajah, masih diberi pendidikan yang layak bahkan sampai dengan merdeka, masih didampingi secara ekonomi untuk maju bersama sebagai negara persemakmuran((Commonwealth).
Selain Inggris, ada Portugal yang juga mejajah tetapi masih memberi kesempatan negera jajahannya untuk mengembangkan sumberdaya manusia. Yang sungguh konyol dan menderita adalah Bangsa Indonesia, sudah dijajah 350 tahun, kekayaan diambil habis, semua naskah dan karya sastra dibawa pulang, giliran bangsa ini menyatakan merdeka, diharukan membayar semua infrastruktur yang dibangun penjajahnya. What ? Hehehehhe. pasti Anda juga baru dengar sekarang ya. Kalau ada yang sudah tahu, pasti guru sejarahnya hebat. Yang belum, berarti Anda sama dengan saya, punya guru sejarah yang hapal LKS (Lembar Kerja Siswa) dan Buku Paket, tapi jarang cerita sejarah bangsa yang benar - upst .... -.
Hampir semua negara yang pernah dijajah, fasih berbahasa negara yang menjajah, hanya Indonesia, yang dijajah sangaaat lama, tetapi sama sekali tidak ada yang berbahasa Belanda sampai sekarang, kecuali satu-dua orang yang pernah mengenyam Pendidikan di Belanda. Itu sebagai bukti bahwa Belanda memang tidak mengedukasi bangsa Indonesia saat menjajah. Maka jangan salahkan dendam sang mahasiswa yang ke Belanda, hanya untuk kencing.
Hampir semua negara yang pernah dijajah, fasih berbahasa negara yang menjajah, hanya Indonesia, yang dijajah sangaaat lama, tetapi sama sekali tidak ada yang berbahasa Belanda sampai sekarang, kecuali satu-dua orang yang pernah mengenyam Pendidikan di Belanda. Itu sebagai bukti bahwa Belanda memang tidak mengedukasi bangsa Indonesia saat menjajah. Maka jangan salahkan dendam sang mahasiswa yang ke Belanda, hanya untuk kencing.
Itulah sepenggal cerita yang disampaikan Prof Nuryadin, seorang dosen Bahasa Perancis Universitas Negeri Jakarta yang cukup lama kuliah dan tinggal di Perancis, pada kegiatan pembekalan Diklat Guru SMK ke Perancis Tahun 2017. Sebuah kisah sederhana, tetapi bisa memahamkan sedikit dari buuuanyak sekali sejarah bangsa.
Pelajaran yang bisa diambil oleh guru dalam mengajar dari pola pengajaran yang disampaikan Prof Nuryadin adalah bagaimana mengajar bukan sekedar menyampaikan materi secara eksplisit, tetapi bisa menggugah rasa ingin tahu, penasaran, dan ketertarikan murid dikelas serta bisa menyisipkan "hidden story" sehingga memperluas wawasan.
Prof Nuryadin mengajar dengan sangat menyenangkan. Yang sangat berkesan salah satunya adalah, meski hanya mengajar dua hari, beliau sudah hampir hafal dengan semua peserta yang berjumlah 32 orang. Anda yang berprofesi sebagai pengajar dan sudah mengajar satu semester, setahun, bahkan tiga tahun? Berapa nama siswa yang Anda hafal diluar kepala?
Prof Nuryadin mengajar dengan sangat menyenangkan. Yang sangat berkesan salah satunya adalah, meski hanya mengajar dua hari, beliau sudah hampir hafal dengan semua peserta yang berjumlah 32 orang. Anda yang berprofesi sebagai pengajar dan sudah mengajar satu semester, setahun, bahkan tiga tahun? Berapa nama siswa yang Anda hafal diluar kepala?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar